TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA-Evercoss menggelar Worshop Jurnalism Smartphone Goes To Campus.Dengan menghadirkan fotografer senior Arbain Rambey ke kampus Universitas Nasional, Jakarta.
Manager Marketing Communication Evercoss Liem Sucipto mengatakan digelarnya workshop tentang Jurnalism Smartphone dengan target mahasiswa dikarenakan beberapa produk Evercoss ada yang menyasar mereka, seperti Evercoss One X. Smartphone besutan Google dan Evercoss tersebut dibanderol seharga Rp. 1,2 juta namun memiliki fitur sangat komplit dan canggih, seperti photo sphere, bisa memutar film maupun game 3D.
“Dalam event ini kami ingin lebih mengenalkan bahwa Evercoss mampu memproduksi smartphone canggih namun harga tetap terjangkau. Fitur-fitur canggih yang dimiliki One X sangat bisa dioptimalkan oleh mahasiswa untuk mendukung perkuliahan atau hobi lainnya, seperti fotografi,” ungkap Liem Sucipto.
Untuk diketahui fitur photo sphere memungkinkan seseorang bisa mengambil obyek detail sekeliling dengan bentang 360 derajat. Cara pengambilan photo sphere ini sangatlah mudah, pengguna tinggal mengikuti dan menghubungkan titik-titik biru di layar agar membentuk tampilan penuh 360 derajat. Photo Sphere yang Anda buat dapat di-upload ke Google Maps agar keindahan tempat favorit Anda tersebut bisa dinikmati oleh seluruh dunia dari smartphone Evercoss One X.
Sementara itu Arbain Rambey mengatakan fitur kamera yang ada di ponsel, seperti yang dimiliki One X sudah setara dengan kamera digital bahkan dengan DSLR sekalipun. “Hasil foto smartphone sekarang tidak bisa dibedakan kualitasnya dalam tiga hal, pertama ketika obyek diambil dalam cahaya yang cukup. Kedua, mengambil gambar statis atau tidak bergerak. Ketiga , dicetak dalam ukuran 10 R. Hasilnya antara kamera smartphone dan DSLR tidak bisa dibedakan,” ungkap fotografer senior ini dalam acara worshop Explore Jurnalism Smartphone Evercoss.
Lebih lanjut Arbain mengatakan, sekarang ini populasi smartphone berhasil menggeser kamera pocket. Konsumen lanjut Arbain sudah tidak tertarik lagi sama kamera pocket, mereka lebih memilih kamera smartphone dibanding pocket.
Sebagai informasi pasar kamera pocket di Indonesia terus mengalami penuruan karena digerus pasar smartphone. Penjualan kamera pocket secara keseluruhan sempat menyentuh angka 1,4 juta unit pada 2012, lalu menurun 1,3 juta unit pada 2013, di tahun 2014 turun lagi menjadi 1,1 juta unit, dan pada tahun 2015 diprediksi tidak sampai 1 juta unit. Sementara pasar smartphone semakin tumbuh dan kini sudah mencapai 80 juta konsumen dan diprediksi meningkat menjadi 120 juta pengguna sampai akhir tahun 2015.
“Karena kepraktisannya pula jangan anggap remeh smartphone yang anda gunakan. Smartphone merupakan perangkat yang efektif untuk mendukung citizen jurnalism. Ketika ada memonetum besar di depan mata Anda dan kebetulan tidak ada wartawan di tempat lokasi, foto smartphone Anda akan bernilai tinggi sesuai dengan momentumnya. Karena momentum tidak bisa kita ciptakan,” kata Arbain.
Malahan untuk kasus kasus tertentu dimana wartawan foto tidak boleh membawa DSLR, smartphone sangat efektif untuk memotret. “Kita bisa bepura-pura selfie, padahal fokusnya ke obyek yang dilarang untuk difoto,” ungkap Arbain.
Hanya saja, lanjutnya harus memiliki tips cerdik dalam mengambil obyek dengan smartphone, di antaranya, posisi tangan stabil jangan sampai goyang, cek lensa smarphone dan harus sering dibersihkan. Coba mainkan pencahayaan, mulai dari contars, saturasi ke level -1 agar mendapat hasil yang lebih baik. “Tapi pada dasarnya kamera smartphone itu diatur untuk bisa mengambil obyek berbagai kondisi untuk memudahkan para penggunanya,” ucap Arbain
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.
from Tribunnews.com http://ift.tt/1HAnZuW
via Iklan Baris, Teknologi
Terimakasih agan informasinya :)
ReplyDeletehttp://goo.gl/QSptyo